Asmin Laura: the First, the Cutest, the Youngest

ASMIN LAURA HAFID NUNUKAN KALIMANTANENGLISH

Asmin Laura Hafid, 31, regent (mayor) of Nunukan for the period 2016-2021. She is the first female regent of Nunukan, and becoming the province of North Kalimantan’s first female (and the youngest) regent. Image credit: ALH/Twitter

By: Mr KalEng

IT’S BEEN said that a woman born in the year of the ox is strong-willed (and a bit stodgy).

Konon, perempuan yang lahir di tahun sapi itu cenderung keras kepala (dan agak kolot).

But when it comes to love, she definitely has something to be proud of: FAITH-FUL-NESS.

Tapi kalau sudah menyangkut urusan cinta, ia punya sesuatu yang patut dibanggakan: KE-SE-TI-A-AN.

If she had had kids later in life, she would have been a better mom who inclined to prioritize her children’s education.

Apabila nanti sudah punya momongan, ia akan jadi ibu yang baik, yang cenderung mementingkan pendidikan anak-anaknya.

Whether true or not, in fact, Bornean woman Asmin Laura Hafid appears to meet the criteria I mentioned above.

Entah benar atau tidak, yang jelas, perempuan Borneo bernama Asmin Laura Hafid ini tampaknya sesuai dengan kriteria yang saya sebut di atas.

Ms Laura was born in the year of the ox, on Saturday, August 10, 1985, and is now a mom of three.

Mbak Laura lahir di tahun sapi, pada Sabtu, 10 Agustus 1985, dan sekarang sudah menjadi ibu dari tiga anak.

I only know her through some news websites of East Kalimantan and North Kalimantan.

Saya hanya tahu dia dari beberapa situs berita Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

I like to see every single photo of her on her Twitter account.

Saya suka melihat foto-foto dia di akun Twitternya.

When I found pictures of her on vacation in Los Angeles, I immediately thought to myself: “I wish I was there…”

Ketika melihat foto Laura berlibur ke Los Angeles, saya langsung membatin: “Andai saja saya ada di situ…”

Asmin Laura Hafid came to public attention after winning Nunukan regencial (mayoral) election on December 9, 2015.

Asmin Laura Hafid menjadi perhatian publik setelah memenangkan pemilihan bupati Nunukan pada 9 Desember 2015.

She, who paired with Faridil Murad, won by a wide enough margin (17.50 percent), winning 36,023 electoral votes (42.24 percent) to the incumbent Mr Basri (sided with priest-cum-politician Yefta Berto)’s 21,096 (24.74 percent).

Ia, yang berpasangan dengan Faridil Murad, menang dengan selisih yang cukup besar (17,50 persen), yakni mengantongi 36.023 suara (42,24 persen) atas Pak Basri sang petahana (berpasangan dengan pendeta sekaligus politisi Yefta Berto), yang memperoleh 21.096 suara (24,74 persen).

The earth keeps spinning for the winner — Mr Basri, the competitor who she defeated, was the person who beat Laura in the Nunukan regencial election 2011.

Bagi sang pemenang, bumi akan selalu berputar — Basri, pesaing yang berhasil ia kalahkan, adalah orang yang pernah mengalahkan Laura di pilkada Nunukan tahun 2011.

This victory unquestionably made her the first female regent (mayor) of Nunukan, becoming the first female, and the youngest, regent in the province of North Kalimantan.

Kemenangan ini otomatis menjadikannya sebagai bupati perempuan pertama Nunukan, sekaligus bupati perempuan pertama, sekaligus termuda, yang pernah ada di provinsi Kalimantan Utara.

(Nunukanese seem to have pretty good taste in politics. Maybe they felt somewhat bored of having been governed by old male regents for many years, and they wanted to have a physically attractive regent. And their dream came true.)

(Orang Nunukan tampaknya punya selera yang bagus juga dalam hal politik. Mungkin mereka merasa bosan bertahun-tahun dipimpin bupati laki-laki — tua lagi — dan kepingin punya bupati cantik. Dan keinginan mereka kini terwujud.)

ASMIN Laura Hafid’s political career began in 2009 when she was sworn in as a member of East Kalimantan parliament.

Karir politik Asmin Laura Hafid bermula di tahun 2009, tepatnya ketika ia disumpah menjadi salah satu anggota DPRD Kalimantan Timur.

She was only 24 years old at the time.

Kala itu, umurnya baru 24 tahun.

Two years later she decided to run for regent of Nunukan, which was still part of the province of East Kalimantan.

Dua tahun berselang, ia memutuskan mencalonkan diri menjadi bupati Nunukan, yang waktu itu masih merupakan bagian dari provinsi Kalimantan Timur.

Though she’d gained enough political support, she failed her first attempt by a not-too-wide margin of 39.43 percent to her rival Mr Basri’s 44.02 percent of the vote.

Kendati mendapatkan dukungan politik yang cukup kuat, ia gagal dalam pencalonannya yang pertama dengan selisih suara yang tidak terlalu besar, yakni 39,43 persen berbanding 44,02 persen suara yang diperoleh Basri pesaingnya.

In 2014, two years after North Kalimantan officially became a province, Asmin Laura Hafid continued her political adventure by serving as a member of the province’s parliament Commission I, overseeing governance and law.

Tahun 2014, dua tahun setelah Kalimantan Utara resmi menjadi sebuah provinsi, Asmin Laura Hafid melanjutkan petualangan politiknya dengan menjadi anggota Komisi I di DPRD provinsi tersebut, membidangi masalah pemerintahan dan hukum.

Following her father’s footsteps, there is no doubt that Ms Laura is inheritor of a political dynasty.

Mengikui jejak sang ayah, tak perlu dipungkiri bahwa Laura adalah pewaris sebuah dinasti politik.

Her father, Abdul Hafid Achmad, served two terms as regent of Nunukan, ending in 2011.

Ayahnya, Abdul Hafid Achmad, merupakan Bupati Nunukan dua periode, yang berakhir masa jabatannya di tahun 2011.

But if I were in Laura’s position, then I would humbly say: “I’m not a desk jockey by any means. I’m not afraid to get on hands and knees and do the hard work. I like to get out there and get my hands dirty.”

Akan tetapi, andai berada di posisi Laura, maka saya akan dengan rendah hati berkata: “Saya bukan joki meja (orang yang kerjanya cuma duduk di belakang meja). Saya bisa kerja keras dengan apa yang saya punya. Saya akan ke luar dan kotori tangan saya.”***(kalimantan.english@gmail.com)

Leave a comment